TEORI ETIKA BISNIS
Apa itu etika
bisnis?
Kata
"etika" dan "etis" tidak selalu dipakai dalam arti yang
sama dan karena itu pula "etika bisnis" bisa berbeda artinya.
Etika sebagai
praksis berarti : nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau
justru tidak dipraktekkan, walaupun seharusnya dipraktekkan. Sedangkan etis,
merupakan sifat dari tindakan yang sesuai dengan etika.
Etika bisnis
didefinisikan sebagai Pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi
dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan
karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu
berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan
suatu bidang perilaku manusia yang penting.
Peranan Etika
dalam Bisnis Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil
memerlukan 3 hal pokok yaitu :
- Produk yang baik
- Managemen yang baik
- Memiliki Etika
Selama perusahaan memiliki produk yang berkualitas dan berguna untuk masyarakat
disamping itu dikelola dengan manajemen yang tepat dibidang produksi,
finansial, sumberdaya manusia dan lain-lain tetapi tidak mempunyai etika, maka
kekurangan ini cepat atau lambat akan menjadi batu sandungan bagi perusahaan
tersebut.
Bisnis merupakan suatu
unsur mutlak perlu dalam masyarakat modern. Tetapi kalau merupakan fenomena
sosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan
main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, termasuk juga
aturan-aturan moral.
Mengapa bisnis
harus berlaku etis ?
Tekanan kalimat
ini ada pada kata "harus". Dengan kata lain, mengapa bisnis tidak
bebas untuk berlaku etis atau tidak? Tentu saja secara faktual, telah berulang
kali terjadi hal-hal yang tidak etis dalam kegiatan bisnis, dan hal ini tidak
perlu disangkal, tetapi juga tidak perlu menjadi fokus perhatian kita.
Pertanyaannya bukan tentang kenyataan faktual, melainkan tentang normativitas :
seharusnya bagaimana dan apa yang menjadi dasar untuk keharusan itu.
Mengapa bisnis
harus berlaku etis, sebetulnya sama dengan bertanya mengapa manusia pada
umumnya harus berlaku etis.
Apa yang
diharapkan dan mengapa kita mempelajari Etika Bisnis?
Menurut K.
Bertens, ada 3 tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
- Menanamkan atau meningkakan kesadaran akan
adanya demensi etis dalam bisnis. Menanamkan, jika sebelumnya kesadaran
itu tidak ada, meningkatkan bila kesadaran itu sudah ada, tapi masih lemah
dan ragu. Orang yang mendalami etika bisnis diharapkan memperoleh
keyakinan bahwa etika merupakan segi nyata dari kegiatan ekonomis yang
perlu diberikan perhatian serius.
- Memperkenalkan argumentasi moral khususnya
dibidang ekonomi dan bisnis, serta membantu pebisnis/calon pebisnis dalam
menyusun argumentasi moral yang tepat. Dalam etika sebagai ilmu, bukan
Baja penting adanya norma-norma moral, tidak kalah penting adalah alasan
bagi berlakunya norma-norma itu. Melalui studi etika diharapkan pelaku
bisnis akan sanggup menemukan fundamental rasional untuk aspek moral yang
menyangkut ekonomi dan bisnis.
- Membantu pebisnis/calon pebisnis, untuk
menentukan sikap moral yang tepat didalam profesinya (kelak). Hal ketiga
ini memunculkan pertanyaan, apakah studi etika ini menjamin seseorang akan
menjadi etis juga? Jawabnya, sekurang-kurangnya meliputi dua sisi berikut,
yaitu disatu pihak, harus dikatakan : etika mengikat tetapi tidak memaksa.
Disisi lain, studi dan pengajaran tentang etika bisnis boleh diharapkan
juga mempunyai dampak atas tingkah laku pebisnis. Bila studi etika telah
membuka mata, konsekuensi logisnya adalah pebisnis bertingkah laku menurut
yang diakui sebagai hal yang benar.
Tiga aspek pokok
dari bisnis yaitu : dari sudut pandang ekonomi, hukum dan etika.
1.
Sudut pandang
ekonomis.
Bisnis adalah
kegiatan ekonomis. Yang terjadi disini adalah adanya interaksi antara
produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan konsumen, produsen dengan
produsen dalam sebuah organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan
untuk mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan ekonomis.
Pencarian
keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan melalui
interaksi yang melibatkan berbagai pihak. Dari sudut pandang ekonomis, good
business adalah bisnis yang bukan saja menguntungkan, tetapi juga bisnis yang
berkualitas etis.
2.
Sudut pandang
moral.
Dalam bisnis,
berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi jangan keuntungan
yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua yang bisa kita
lakukan boleh dilakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang
lain.
Pantas
diperhatikan, bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan, karena menghormati
kepentingan dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi kepentingan bisnis
kita sendiri.
3.
Sudut pandang
Hukum
Bisa dipastikan
bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan "Hukum" Hukum Dagang atau
Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dan dalam
praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis, pada taraf nasional
maupun international. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang
normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh
dilakukan.
Dari segi norma,
hukum lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum dituliskan
hitam atas putih dan ada sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran.
Bahkan pada zaman
kekaisaran Roma, ada pepatah terkenal : "Quid leges sine moribus"
yang artinya: "apa artinya undang-undang kalau tidak disertai moralitas
" Lalu apa tolok ukur bahwa bisnis itu baik menurut tiga sudut pandang
tadi?
Untuk sudut
pandang ekonomis, jawaban pertanyaan ini lebih mudah, yaitu bila bisnis
memberikan profit, dan hal ini akan jelas terbaca pada laporan rugi/laba
perusahaan di akhir tahun.
Dari sudut
pandang hukum pun jelas, bahwa bisnis yang baik adalah yang diperbolehkan oleh
sistem hukum yang berlaku. (penyelundupan adalah bisnis yang tidak baik). Yang
lebih sulit jawabnya adalah bila bisnis dilihat dari sudut pandang moral. Apa
yang menjadi tolok ukur untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan bisnis.
Dari sudut pandang
moral, setidaknya ada 3 tolak ukur yaitu : nurani, Kaidah Emas, penilaian umum.
- Hati nurani: Suatu
perbuatan adalah baik, bila dilakukan susuai dengan hati nuraninya, dan
perbuatan lain buruk bila dilakukan berlawanan dengan hati nuraninya.
Kalau kita mengambil keputusan moral berdasarkan hati nurani, keputusan
yang diambil "dihadapan Tuhan" dan kita sadar dengan tindakan
tersebut memenuhi kehendak Tuhan.
- Kaidah Emas : Cara lebih
obyektif untuk menilai baik buruknya perilaku moral adalah mengukurnya
dengan Kaidah Emas (positif), yang berbunyi : "Hendaklah
memperlakukan orang lain sebagaimana Anda sendiri ingin diperlakukan"
Kenapa begitu? Tentunya kita menginginkan diperlakukan dengan baik. Kalau
begitu yang saya akan berperilaku dengan baik (dari sudut pandang moral).
Rumusan Kaidah Emas secara negatif : "Jangan
perlakukan orang lain, apa yang Anda sendiri tidak ingin akan dilakukan
terhadap diri Anda" Saya kurang konsisten dalam tingkah laku saya, bila
saya melakukan sesuatu terhadap orang lain, yang saya tidak mau akan dilakukan
terhadap diri saya. Kalau begitu, saya berperilaku dengan cara tidak baik (dari
sudut pandang moral)
- Penilaian Umum : Cara
ketiga dan barangkali paling ampuh untuk menentukan baik buruknya suatu
perbuatan atau perilaku adalah menyerahkan kepada masyarakat umum untuk
menilai. Cara ini bisa disebut juga audit sosial. Sebagaimana melalui
audit dalam arti biasa sehat tidaknya keadaan finansial suatu perusahaan
dipastikan, demikian juga kualitas etis suatu perbuatan ditentukan oleh
penilaian masyarakat umum.
KODE ETIK
PERUSAHAAN
Kode Etik
(Patrick Murphy) atau kadang-kadang disebut code of conduct atau code of
ethical conduct ini, menyangkut kebijakan etis perusahaan berhubungan dengan
kesulitan yang bisa timbul (mungkin pernah timbul dimasa lalu), seperti konflik
kepentingan, hubungan dengan pesaing dan pemasok, menerima hadiah, sumbangan
dan sebagainya.
Latar belakang
pembuatan Kode Etik adalah sebagai cara ampuh untuk melembagakan etika dalam
struktur dan kegiatan perusahaan. Bila Perusahaan memiliki Kode Etik sendiri,
is mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
memilikinya.
Manfaat Kode Etik
Perusahaan :
- Kode Etik dapat
meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan
sebagai corporate culture. Hal ini terutama penting bagi perusahaan besar
yang karyawannya tidak semuanya saling mengenal satu sama lainnya. Dengan
adanya kode etik, secara intern semua karyawan terikat dengan standard
etis yang sama, sehingga akan mefigambil kebijakan/keputusan yang sama
terhadap kasus sejenis yang timbul.
- Kode Etik, dapat membantu
menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika. (penerimaan
komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam
melindungi lingkungan hidup).
- Kode etik menjelaskan
bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.
- Kode Etik, menyediakan
bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk mengatur
diri sendiri (self regulation).
ETIKA BISNIS
& PEDOMAN PERILAKU
Prinsip dasar
yang harus dimiliki oleh perusahaan adalah: Setiap perusahaan harus memiliki
nilai-nilai perusahaan (corporate values) yang menggambarkan sikap moral
perusahaan dalam pelaksanaan usahanya.
Untuk dapat
merealisasikan sikap moral dalam pelaksanaan usahanya, perusahaan harus
memiliki rumusan etika bisnis yang disepakati oleh organ perusahaan dan semua
karyawan. Pelaksanaan etika bisnis yang berkesinambungan akan membentuk budaya
perusahaan yang merupakan manifestasi dari nilai-nilai perusahaan. Nilai-nilai
dan rumusan etika bisnis perusahaan perlu dituangkan dan dijabarkan lebih
lanjut dalam pedoman perilaku agar dapat dipahami dan diterapkan.
Pedoman Pokok Pelaksanaan
- Nilai-nilai Perusahaan
Nilai-nilai
perusahaan merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan misi perusahaan.
Oleh karena itu, sebelum merumuskan nilai-nilai perusahaan, perlu dirumuskan
visi dan misi perusahaan. Walaupun nilai-nilai perusahaan pada dasarnya
universal, namun dalam merumuskannya perlu disesuaikan dengan sektor usaha
serta karakter dan letak geografis dari masing-masing perusahaan. Nilai-nilai
perusahaan yang universal antara lain adalah terpercaya, adil dan jujur.
- Etika Bisnis
Etika bisnis
adalah acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha termasuk dalam
berinteraksi dengan pemangku kepentingan (stakeholders). Penerapan
nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis secara berkesinambungan mendukung
terciptanya budaya perusahaan. Setiap perusahaan harus memiliki rumusan etika
bisnis yang disepakati bersama dan dijabarkan lebih lanjut dalam pedoman
perilaku.
- Pedoman Perilaku
Fungsi Pedoman
Perilaku : Pedoman perilaku merupakan penjabaran nilai-nilai perusahaan dan
etika bisnis dalam melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bagi organ
perusahaan dan semua karyawan perusahaan; Pedoman perilaku mencakup
panduan tentang benturan kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah dan
donasi, kepatuhan terhadap peraturan, kerahasiaan informasi, dan pelaporan
terhadap perilaku yang tidak etis.
HAL – HAL YANG
MENARIK
Ø Dasar Etika adalah Moral
Apa yang dimaksud
dengan etika? Menurut kamus ada banyak arti dari etika diantaranya adalah :
o Prinsip – prinsip yang digunakan untuk mengatur
prilaku individu atau kelompok
o Pelajaran tentang moral
Definisi
Moralitas adalah : “Aturan-aturan yang dimiliki perorangan atau kelompok
tentang apa-apa yang benar dan apa-apa yang salah, atau apa-apa yang baik dan
yang jahat.” Sedangkan yang dimaksud dengan standar moral adalah : “Norma-norma
yang kita miliki tentang jenis-jenis tindakan yang kita percaya secara moral
benar atau salah.”
Ø Moral Lebih ke Arah Individu
Organisasi
perusahaan akan eksis bila : “Ada individu – individu manusia dengan hubungan
dan lingkungan tertentu.” Karena tindakan perusahaan dilakukan oleh pilihan dan
tindakan individu-individu di dalamnya.
Maka
individu-individu tadi yang harus dilihat sebagai penghalang dan pelaksana
utama dari tugas moral, tanggung jawab moral perusahaan. Individu-individu
manusia tadi bertanggung jawab pada apa yang dilakukan oleh perusahaan, karena
tindakan perusahaan berlangsung karena pilihan-pilihan mereka dan prilaku
individu-individu tadi. Sehingga perusahaan mempunyai tugas moral untuk
melakukan sesuatu bila anggota perusahaan tersebut mempunyai tanggung jawab
moral untuk melakukan sesuatu.
Ø Pencapai Tetinggi dari Etika adalah Berorientasi pada
Prinsip Etika Universal
Tingkat final,
tindakan yang benar dilakukan berdasarkan prinsip moral karena logis,
universality dan konsistensi. Universality artinya suara hati, di dalam istilah
ESQ disebut anggukan universal yang mengacu kepada God Spot.
Refrensi :
http://adesyams.blogspot.com/2009/09/tentang-etika-bisnis.html
http://www.scribd.com/doc/18575776/ETIKA-BISNIS